Tak hanya itu, Presiden juga telah mengesahkan peraturan tentang nilai ekonomi karbon yang bertujuan untuk mendorong terciptanya industri-industri berbasis karbon netral.
”Industri hijau menjadi tujuan utama di masa transisi energi dan tentunya ini pada akhirnya akan memberikan nilai tambah kepada ekonomi itu sendiri. Selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja yang berkeahlian tinggi,” ungkap Menko Airlangga.
Baca Juga: Produk Ekonomi Kreatif Indonesia Tampil Pada 1st TWG 2022
Masalah Perubahan Iklim
Lebih jauh Menko Airlangga menyampaikan bahwa kesadaran terhadap dampak negatif perubahan iklim harus terus terjaga agar target pada Perjanjian Paris dapat tercapai dan tidak mempengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita komitmen untuk menurunkan 29 persen di tahun 2030 sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional,” kata Menko Airlangga.
Menurut Menko Airlangga, jika target net zero emission tercapai, PDB dunia akan turun sebesar 10 persen dimana Asia Tenggara merupakan salah satu daerah ataupun regional yang berisiko tinggi.
Selain itu berdasarkan climate economic index juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat rentan, terutama ketika memasuki musim kemarau.
Baca Juga: Syarat Lengkap, Pernikahan Adik Jokowi Dengan Ketua MK Tinggal Hitung Hari
Pemerintah pun khususnya melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kini telah bersiap menghadapi kebakaran hutan.
Artikel Terkait
Airlangga: Kalau Ada Buruh Belum Terima THR, Silakan Melapor Ke Posko THR
Airlangga: Lebaran 1443 H Jaga Kebersamaan, Dorong Pemulihan Ekonomi Masyarakat
Airlangga Nyatakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Atas Global Lebih Baik Dari China, Amerika Dan Jerman
Menko Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,01 Tetap Terjaga Sepanjang 2022