Penulis : Yacob Nauly
SuaraKarya.id - SORONG: Perjalanan wartawan yang tergabung di PWI Sorong, Kamis (8/4/2021) ini sangat berkesan karena seru. Para jurnalis berbagai media ini berangkat dari Kota Sorong menggunakan kendaraan roda empat milik Petrogas dengan waktu tempuh 2 jam hingga tiba di dermaga Pelabuhan Arar Kabupaten Sorong.
Setelah beristirahat 30 menit di dermaga, sambil mengambil sejumlah gambar menarik untuk dimediakan, rombongan wartawan ini, kemudian menggunakan perahu ukuran sangat kecil bermesin tempel menuju Pulau Arar.
Dalam rombongan ini turut hadir seorang wartawan senior, J Silaen (59) dari media online. Di saat kondisi kepenatan serta olengan keras perahu bermesin tempel ini, para wartawan dihibur dengan cerita humor yang lucu dan menghibur yang dilontarkan oleh sang wartawan senior (J Silaen).
Humor seperti “kase tinggal dia, tadi dia bikin malu saya.. sekarang saya, juga bikin malu dia”. Atau, kata istri tadi, itu Tesi (tenaga sisa), Pak. Dan, tertulis AIDS ketika kendor. Begitu kencang terbaca ADIDAS. Humor ini membuat rombongan tertawa terpingkal-pingkal menyehatkan.
Perjalanan seru ini pun dilanjutkan mengelilingi laut dangkal di tengah sederetan hutan mangrove. Tapi, di sampingnya berdiri sejumlah bangunan raksasa. Bangunan-bangunan itu yang akan mendukung pertumbuhan KEK Sorong ke depan.
Pulau Arar yang terkenal subur dari segi pertanian tapi juga adalah sebuah pulau penghasil perikanan tangkap, yang dihuni oleh lebih dari 150 kepala keluarga (KK), itu memiliki cerita unik.
Lebih dari itu, penghuni pulau Arar ini umumnya beragama Islam dan sisanya umat Kristen. Meski demikian, sesuai cerita warga setempat kehidupan masyarakat berjalan ratusan tahun dalam suasana damai antarumat beragama (toleransi).
Setibanya di Kampung Arar, rombongan wartawan diterima masyarakat yang akan mengikuti screening kesehatan. Kegiatan ini digelar Dinas Kesehatan Distrik Mayamuk didukung Petrogas Sorong. Nama kampung sama dengan nama pulau ini rupanya dijadikan salah satu kampung percontohan di Kabupaten Sorong, Papua Barat.
“(Di) Kampung Arar ini sejak 2018 hingga 2021, Petrogas mendukung pembangunan kesehatan, perekonomian dan pembangunan lainnya di pulau ini. Karena itu, atas nama masyarakat saya menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Petrogas Sorong,” kata Pjs Kepala Kampung Arar, Ahad Sakka dalam sambutannya, pada acara ini, Kamis (8/4/2021).
Masyarakat kampung Arar, seakan menjemput kedatangan kami. Meski, bersamaan dengan kegiatan screening kesehatan tersebut diharuskan warga kampung berkumpul.
Tidak dalam perencanaan rombongan wartawan untuk mengikuti tes kesehatan, ternyata tim medis mengundang atau mempersilakan para jurnalis di-screening pertama kali. Penulis-pun diundang screening pertama mulai dari mengukur tinggi badan, lingkar pinggang.
Selanjutnya, tensi darah, periksa gula darah, kolesterol hingga periksa malaria. Umumnya wartawan rombongan jurnalis ini tidak memiliki hasil yang mengecewakan. Bahkan penyakit berat seperti gula darah, tensi darah dan lainnya masih dalam batas yang dapat ditolelir aturan kesehatan.
Usai screening, para wartawan diundang untuk mengkuti sejumlah pemaparan hasil pembangunan dan perkembangan warga kampung Pulau Arar ini.
Ternyata kemajuan kaum wanita di kampung ini cukup menggembirakan dari berbagai aspek. Misalnya, kegiatan industri rumahan yang dihasilkan kaum perempuan setempat. Seperti, pembuatan bakso ikan, aneka kue dan lainnya, dipasarkan di perusahaan- perusahaan raksasa KEK Arar.
“Kami bangga karena hasil produksi industri rumah tangga dari kampung Arar, sudah memiliki pasar, yang tentunya menjadi penghasilan tetap bagi para pekerjanya. Bahkan, pihak perusahaan justru memacu kaum perempuan di kampung ini untuk terus memproduksi bahan seperti bakso, kue yang sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan pasar.
Tentunya, terkait kebersihan dan standar higienis, para ibu dibina oleh tim yang berstandar baik di daerah ini. Sehingga, produksi industri keluarga di kampung ini dapat diterima oleh aturan kesehatan makanan di perusahaan raksasa KEK Sorong.
Untuk menggali lebih jauh, mengapa warga kampung Arar mayoritas beragama Islam, menurut beberapa tokoh masyarakat setempat, mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
“Kami di kampung ini (Arar) sudah sejak ratusan tahun lalu hidup berdampingan dengan penuh kasih sayang yang tinggi antar suku dan umat beragama. Daerah kami ini tak terpengaruh dengan budaya lain karena hidup kami sejak dahulu mengemukakan kasih sayang yang lahir dari lubuk hati yang paling dalam,”kata Mama Steven, warga Kampung Arar, kepada Suarakarya.id.
Sesuai data, sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Papua dan Papua Barat, menjadikan kampung Arar sebagai kawasan percontohan toleransi umat beragama di kabupaten Sorong, Papua Barat.
Karena begitu besar hubungan baik antar warga yang berlainan agama dan suku, membuat sejumlah LSM maupun perguruan tinggi mengadakan studi banding di kampung Arar ini.
“Bayangkan pulau yang luasnya tak lebih dari 5 kilo meter ini kalau tak rukun antar warganya, tentu sangat kurang baik. Tapi, yang terjadi selama ratusan tahun, bahwa hubungan toleransi antar umat baragama di kampung ini patut dijadikan contoh bagi daerah lainnya di Indnesia,” kata Manap, salah satu LSM yang pernah meneliti di kampung Arar terkait potensi SDA dan hubungan antar warga di kampung ini.
Sebenarnya, bukan pulau Arar, saja. Tapi beberapa pulau di sekitarnya, juga menjadi tempat wisata pantai yang ramai dikunjungi wisatawan lokal. Karena, aktifitas wisata yang makin ramai, warga setempat mulai menyediakan fasilitas seperti homestay dan tourguide bagi para wisatawan yang berkunjung ke kawasan KEK Arar ini.
Perjalanan seru para jurnalis yang tergabung di PWI Sorong ini pun diakhiri, dengan berkunjung ke beberapa lokasi pembangunan gas yang tersebar di areal KEK ini.
Tepat pukul 16.00 WIT wartawan/jurnalis pun diantar meninggalkan KEK Arar menuju ke rumah masing-masing dengan menumpang mobil yang sama pagi tadi. ***