Penulis : Yacob Nauly
SuaraKarya.id - SORONG: Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sorong, Dr Hamzah Khaeriyah, mengatakan, menurut rencana, pada awal 2019, status perguruan tinggi ini naik menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Berbagai persyaratan sudah terpenuhi. Mulai dari izin Pemda Papua Barat,hingga persyaratan infrastruktur seperti Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar, hingga mahasiswa yang telah masuk syarat pembentukan sebuah institut perguruan tinggi.
“Semua persyaratan fisik dan non fisik telah dipenuhi. Apakah lahan , tenaga pengajar mau pun mahasiswa yang terus bertambah dari tahun ke tahun termasuk dukungan para stakeholders negeri mau pun swasta di Papua Barat,”kata Dr Hamzah Khaeriyah di Sorong, Kamis (11/10/2018).
Semua ini akan terus berproses, lanjut Hamzah, ketika saatnya sekolah tinggi ini ditingkatkan lagi menjadi UIN maka harapan untuk membangun SDM Papua menjadi kian terbuka.
Ketika IAIN berubah lagi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), maka terbuka kesempatan untuk putra-putri Papua mengenyam pendidikan di sini. UIN akan membuka jurusan pendidikan pertambangan,ilmu fisika,kimia,ilmu komunikasi,ilmu agama Islam dan sebagainya.
“Diharapkan ketika nanti UIN didirikan di Sorong dan bila dimungkinkan bisa dihadirkan jurusan kedokteran dan Farmasi. Sehingga tidak lagi perguruan tinggi ini hanya didominasi oleh satu kelompok tapi lebih dari itu dapat menampung berbagai suku,agama dan latar belakang untuk mengenyam pendidikan di sini,”kata Hamzah.
Menjawab pertanyaan wartawan, ia, menjelaskan saat ini STAIN Sorong sudah memiliki 8 dosen berpendidikan doktor (S3) dan 60-an dosen berijazah Strata dua (S2).
STAIN Sorong memiliki lahan yang masih luas untuk ke depan dapat membangun asrama mahasiswa dan perumahan dosen. Untuk mendukung perkembangan tersebut kini STAIN Sorong dengan biaya pribadi (bukan tanggungan negara), mulai membangun sebuah mesjid yang diberi nama Baytul Makmur.
Pembangunan mesjid tersebut dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr H Nur Syam di Sorong, Kamis (11/10/2018). ***
Editor : Laksito Adi Darmono